Terhanyut Rasa Tanpa Logika

Setiap orang pasti pernah melewati tahap ini. Jatuh cinta. Dari lirikan mata turun ke ucapan, memberanikan hati untuk menyapa, berbasa-basi dan terbawa suasana hingga sampai di ufuk senja.

Membabi buta membunuh waktu ketika bahwa kami sedang sama-sama menunggu seseorang, hanya saja perasaan membunuh segala macam logika. Tak memperdulikan dengan siapa, siapa orang yang dia tunggu, dan bagaimana hubungan mereka, apakah masih atau sudah?

Pada akhirnya kita yang senantiasa memberikan peluang, selalu saja menjadi terbuang. Sebab ia hanya mampir untuk menyandarkan sebulir keluh kesah akibat hati tak menentu arah. 

Namun yang terjadi kepada lelaki itu adalah mendapatkan pujian tanpa sadar sedang akan menerima beban, oleh perlakuannya yang baik, tetapi hanya di anggap pelik oleh pertemuan itu yang hanya dijadikan pelarian. Si wanita yang seolah sedang membuka sedikit ruang hati, tetapi ia pun ragu, sebab terlalu cepat untuk mencari pengganti dan terlalu sakit jika harus balik lagi.

Setelah wanita itu sudah terlalu dalam jatuh hati kepada si lelaki, namun tak ingin mempublikasikan status. Dengan sengaja mantannya kembali menghubingi dan meracuni dengan segala ucapan kasih sayang bengis.

Usut-punya-usut, lelaki yang disangka baik tadi hanya berdiam sambil meringis. Menelan luka melukis makna, menantang masalah wanita itu yang ternyata masih ada kontak fisik dengan si mantan. Hingga akhirnya si pria mundur perlahan, daripada terjadi perkelahian antara perebutan hati seorang yang kau sangka baik.
 
lelaki itu kini sendiri, bahkan benci sendiri. Sebab ia selalu ingin dia tahu dari apa yang sedang terjadi. Lebih baik mengagumi hati secara diam-diam daripada menusuk hati sendiri.

Malam berlarut malam, hanya bisa menyaksikan hadapan indah dari bermimpi dan berharap untuk memiliki, buat apa kita dekat jika kamu masih terikat hingga pada penghujung senja wanita itu berbalik untuk kembali kepada kehidupan lamanya. Lalu lelaki itu??
 
wanita itu hanya menanyai kabar "kamu baik-baik saja??"
 
Ia hanya menjawab "Kau terima keinginan baik dari seseorang yang kau sangka baik. Baik bila itu benar baik tak usah bertanya apa aku masih dalam keadaan baik, anggap saja kemarin hanya buih yang menempel sejenak dibenakmu"
 
Terkadang sesuatu yang indah itu terasa amat menyakitkan I pray for your happines, even that is not me.
 
Itulah sebabnya aku tak pernah seberani itu untuk mencintai seseorang hanya untuk membuatnya bahagia namun dari sisi lain aku tak merasakan apa – apa dari cintanya atau aku hanya mendapatkan dudukan sebagai pelarian. Terima kasih sayang.

Komentar

Postingan Populer